Rabu, 13 Februari 2013

Anak Yatim yang Memberkahi

0 komentar
Bukanlah kebetulan jika Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim, sebab keyatimannya merupakan salah satu tanda kenabian. Justru dengan kondisi yatim tersebut terkandung berbagai maksud dan hikmah yang terdapat di dalamnya. Para ahli sirah nabawiyah mengungkapkan beberapa maksud dan hikmah keyatiman Muhammad SAW, di antaranya:

Pertama, agar Muhammad memiliki kaitan langsung dengan Allah SWT sebagai pencipta. Dialah yang mendidik, melindungi, mengajar dan mempengaruhi Muhammad secara langsung, berbeda dengan manusia pada umumnya yang keberagamaan dan kehidupannya dipengaruhi oleh kedua orang tua dan lingkungannya.

Allah SWT berfirman: "Bukanlah Dia (Allah) mendapatimu sebagai anak yatim, lalu Dia melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." (QS. Ad-Duha: 6-8).

Kedua, agar Muhammad SAW mengalami langsung kehidupan sebagai anak yatim dalam suka maupun duka, sehingga pada saat Allah memerintahkan santunan kepada ayat yatim, beliau memiliki pengalaman dan tahu betul apa serta bagaimana susahnya menjadi anak yatim tanpa harus bertanya pada pengalaman pihak lain. Allah SWT berfirman: "Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang." (QS. Ad-Duha: 9)

Ketiga, agar Muhammad SAW memiliki pengalaman sebagai orang miskin, sebab keyatiman identik dengan kemiskinan jika kedua orang tuanya tidak memiliki banyak harta warisan. Dengan demikian beliau juga menjadi orang pertama yang mengasihi kaum fakir miskin pada saat Allah SWT memerintahkan untuk mengasihi kaum fakir miskin.

Allah SWT berfirman: "Dan kepada orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya)." (QS. Ad-Duha: 10).

Keempat, agar Muhammad SAW menjadi contoh ideal bagi semua anak manusia yang dilahirkan dalam keadaan yatim, yaitu seorang anak yatim yang memberkahi, mencukupkan diri dengan keterbatasannya, tidak nakal atau mengambil hak orang lain, serta menjadi rahmat bagi manusia di sekelilingnya.

Lihatlah bagaimana Muhammad SAW menjadi pribadi yang memberkahi bagi kehidupan ibu yang menyusuinya, Halimah Al-Sa'diyah dengan menggembala kambing dan membantunya pada saat ibunya tersebut mengalami masa paceklik. Lihat lah pula betapa anak yatim ini mampu menempatkan diri dengan baik di rumah pamannya yang miskin dengan tidak mengambil hak sedikit pun dari anak-anak pamannya.

Kelima, agar Muhammad menjadi profil yang menarik sebagai motivator bagi kehidupan anak-anak yatim, yaitu seorang anak yatim atau yatim piatu tidak harus cengeng dan terpuruk serta menjadi alasan pembenaran untuk tidak mendapatkan akses dalam banyak hal. Sebaliknya dari kondisi yang lemah itulah beliau bangkit dengan ikut berdagang bersama pamannya, membantu kehidupan pamannya, kemudian menjadi manager yang jujur, menjadi owner yang penuh kasih, menjadi investor yang cerdas, lalu dai konsisten sepanjang zaman.

Tidak tercatat dalam kitab-kitab sirah berapa banyak kekayaan Muhammad SAW, namun jika dilihat dari mahar yang diberikan kepada Khadijah dengan 20 ekor unta muda dan 12 gram emas pada saat itu, sudah terlihat betapa beliau menjadi pribadi yang sukses dalam berdagang dan pernah mengalami hidup kaya raya.

Kekayaan beliau melimpah pada saat berada di Madinah dalam bentuk Fa'i (harta ingkar perdamaian), Al-Shafi (harta pilihan sebelum Ghanimah dibagi), Al-Sahm (bagian di luar 1/5 yang menjadi hak rasul) dan hadiah. Namun beliau tetap dermawan dan hidup bersahaja, sampai-sampai seorang lelaki musyrik yang meminta kekayaan kepadanya menyeru kepada kaumnya dengan mengatakan: "Masuk Islamlah kalian, sebab Muhammad jika memberi sesuatu tidak takut miskin."

Demikianlah seharusnya kondisi yatim tidak menjadi alasan terbatasnya akses pendidikan, pemicu kemalasan, kerendahan diri, dan keterpurukan dalam kemiskinan, melainkan sebaliknya harus menjadi motivasi dalam meraih kehidupan yang lebih baik dengan tetap menekankan sikap jujur, amanah, dan memfungsikan kecerdasan akal serta pendekatan diri kepada Allah SWT sebab hanya dengan cara itu anak-anak yatim yang ada di sekitar kita dapat menjadi anak yatim yang memberkahi sebagaimana pribadi Rasulullah SAW. Wallahu A'lam.

Ditulis oleh : Dr Muhammad Hariyadi MA
Diposting oleh Unknown 0 komentar
Read More

"Kesaksian Orang Mati Suri"

0 komentar
Begitulah judul cerita kali ini dari teman kita yang di bagikan di inbok kami, dia adalah : Ella Az-Zahra

Aslina adalah warga pekan baru yang mati suri 24
Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu
memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa
yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam
Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal
dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil
cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh
tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani
dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan
racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun.
Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) .
Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung
dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24
Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya
di Rumah Sakit di jakarta. Setelah itu, Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa
dioperasi..

”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,’ ‘
jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi
obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina
gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina
kembali ke jakarta sekitar pukul 12 malam itu. Ia
dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak
jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar
UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang
ombak (menjelang sakratulmaut). Lalu saya ajarkan
kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam
pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina
memberikan kesaksiaanya.

”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon
penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya
setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand
Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut
membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa
ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal
dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah
merasakan mati,” ujar anak yatim itu..

Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu
seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging,
dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat
mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya,”
tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh
pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya
berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,”
ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ
Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad,
ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya
dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah
itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan
Assalammualaiku
m kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu
besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot,
gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya.
Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa
agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.. “
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan
lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman
kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu
berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang
pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan
kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam
barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang
mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau
busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari
orang tersebut.

Kemudian Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,”
sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan
beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia
melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh
dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa
dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan
”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan
ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok.
Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara
17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia
65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah
ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan
berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.”
Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya
berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan
adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak
bisa pulang, karena janji telah sampai”.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan
kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat
itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan
neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya
bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya
tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya
kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal
shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh
Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi
tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang
menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya
kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan
itu menjawab.”Akulah (amal) kamu.”

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya
berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan
manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang
laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton,
tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan
baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada
amalnya. ”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab
orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya
lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang
orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia
tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula
oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke
tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka
berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu
ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk
dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata
pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah,
orang tersebut menjerit dan tidak ada yang
menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan
dijawab orang tersebut adalah orang juga suka
membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah
lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka
dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut.
Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan
sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang
ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang
mengucap : Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar.
Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya.
Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang
sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak
itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat
batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya
tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut
adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara
literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana
manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat)
baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan
di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya
mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya
melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum,
saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,”
ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk
melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada
ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut
batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul
khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya
ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil.
Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau
sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan
Allah.”

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia
dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang
sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima
meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu
berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini
Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong
kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.”

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang
dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya
ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada
pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal
shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.

”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang
ditunjukkan Allah kepada kita semua, ”
ujarnya.

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang
berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin
beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan
”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan
semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat
Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku
(ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding
sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat,
dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan
kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu
tidak dapat ditolong (lagi).”

Setelah berpidato, aslina mendapatkan tepukan meriah dari penonton tapi bila di facebook, ia dapatkan jempol sekarang.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari
kesaksiaan tersebut.

Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar
mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Dan Ternyata
hidup ini hanya sementara, serta hanya amal juga hati
yang bersihlah yang mampu menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.
Diposting oleh Unknown 0 komentar
Read More

Kuasa ALLAH, Satu Gereja Masuk Islam

0 komentar
Ini Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Rabu, 22 Februari 2006 silam.
Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.

Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. 

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gerejayang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja.

Semula ia berkeberatan,namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. "Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."Kemudian ia beranjak hendak keluar,namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. 

Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan!

Sang pendeta pun mulai bertanya,
# 1.. Sebutkan satu yang tiada duanya, 
# 2.. dua yang tiada tiganya, 
# 3.. tiga yang tiada empatnya, 
# 4.. empat yang tiada limanya, 
# 5.. lima yang tiada enamnya, 
# 6.. enam yang tiada tujuhnya, 
# 7.. tujuh yang tiada delapannya,
# 8.. delapan yang tiada sembilannya, 
# 9.. sembilan yang tiada sepuluhnya, 
# 10.. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, 
# 11.. sebelas yang tiada dua belasnya, 
# 12.. dua belas yang tiada tiga belasnya, 
# 13.. tiga belas yang tiada empat belasnya. 
# 14.. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! 
# 15.. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? 
# 16.. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? 
# 17.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu- kainya? 
# 18.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu! 
# 19.. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan apidan siapakah yang terpelihara dari api? 
# 20.. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara daribatu?
# 21.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
# 22.. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?" 

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata, 
# 1.. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT. 
#2.. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra':12). 
# 3.. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh. 
# 4.. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al- Qur'an. 
# 5.. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu. 
# 6.. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk. 
# 7..Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk:3). 
# 8.. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar- Rahman. Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru- penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17). 
# 9.. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang 
# 10.. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ke-baikan. Allah SW berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
# 11.. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf. 
# 12.. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air." (Al- Baqarah: 60). 
# 13.. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya. 
# 14.. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing. " (At-Takwir:1Cool. 
# 15.. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS. 
# 16.. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara- saudara Yusuf,yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepadamereka," tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
# 17.. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19). 
# 18.. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim. 
# 19.. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69). 
# 20.. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
 # 21.. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 2Cool. 
# 22.. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. 

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak. 

Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! " Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. " Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda." Sang pendeta pun berkata, " Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa'asyhaduanna Muhammadar Rasulullah." 

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memelukagama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa. 

Semoga Kisah ini dapat menambah kuat Iman kita sebagai seorang Muslim, dan jika Kisha ini di baca oleh orang non muslim, semoga dia sadar dan memeluk Agama yang paling Benar, Agama ALLAH SWT
Diposting oleh Unknown 0 komentar
Read More

Jumat, 01 Februari 2013

Menjadi Penulis

0 komentar
Menjadi Penulis?
Hmmm… rasanya sulit dan tidak mungkin. Membaca saja malas, apalagi menulis. Tidak punya bakat. Menulis adalah kegiatan yang perlu waktu dan tempat khusus, tidak bisa sembarangan dan tidak bisa dilakukan kapan saja. Menulis perlu konsentrasi dan ketenangan, menulis haruslah fokus dan tidak boleh terganggu oleh apa pun. Menulis harus sesuai kaidah dan tata bahasa yang benar, harus memiliki dasar dan ilmu yang memenuhi syarat, aturan yang jelas dan tidak boleh salah.

Benarkah demikian? Benarkah menulis sesuatu yang sulit dan penuh dengan aturan?

Tidak demikian, menulis itu sebuah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan. Bahkan menulis bisa menjadi pekerjaan dan profesi yang menghasilkan uang. Lalu mengapa menulis menjadi sulit? Sejak Sekolah Dasar (SD) kita sudah diajarkan ‘mengarang’, namun tidak banyak yang menjadi pengarang maupun penulis. Adakah sesuatu yang salah?

Mungkin tidak salah, tetapi metode yang diterapkan tidaklah tepat, sehingga membuat kontra produktif, bukannya menjadi mudah dan mengasyikkan, menulis menjadi kegiatan yang membosankan dan sulit dilakukan. Bagaimana mungkin seorang guru mengajarkan menulis, sementara sang guru sendiri mengalami kesulitan dalam menulis.

Ada tembok-tembok yang harus kita hantam dan pecahkan, sehingga tidak lagi menghalangi dan menghambat kita dalam menulis. Tembok yang sebenarnya kita buat sendiri dan membuat diri kita sulit. Ada hambatan internal, ada juga eksternal. Namun lebih berbahaya adalah hambatan internal, seperti;
  1. Tidak punya niat & keinginan
  2. Malas & merasa tidak ada waktu
  3. Takut dibaca, dikoreksi, dan caci maki
  4. Tidak punya kemampuan dan ilmu menulis, tidak mau belajar
  5. Kesan dan asumsi menulis sulit
Bila kita berhasil mendobrak dan memecahkan tembok-tembok penghalang tersebut, maka kita sudah memiliki kemampuan mengendalikan diri dan mulai menulis. Tumbuhkan niat dan keinginan menulis, buang jauh-jauh rasa malas dan tidak percaya diri, belajar dan dalami kemampuan menulis dengan banyak membaca buku, atau mengikuti workshop menulis.

Menulis tidaklah sesulit apa yang kita pikirkan/persepsikan, bahkan jauh dari kesan dan asumsi sulit. Menulis begitu mudah dengan beberapa hal yang harus kita lakukan;
  1. Menulis bukan dipikirkan, tetapi dilakukan. Menulislah sesuai yang anda inginkan, bebas lepas tanpa beban. Buang semua aturan dan hambatan, memulai menulis adalah sebuah prestasi. Menulis seperti belajar renang dan sepeda, harus praktek langsung.
  2. Menulislah sesuatu yang dari dalam diri lebih mudah, bukan mencari-cari diluar diri kita. Seperti menulis pengalaman pribadi, perasaan yang ada saat ini, pekerjaan yang dijalani, orang terdekat yang dicintai, dan apa saja yang ada di dalam diri.
  3. Aktifitas penulis adalah menulis, ketika menulis maka hanya menulis, tidak usah dibaca ulang dan di edit. Bila telah selesai, baru mulai di baca ulang dan lakukan editing. Karena proses editing sebenarnya dilakukan oleh seorang editor.
  4. Nikmati setiap untaian kata-kata yang dituliskan, dan kembangkan sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Mau menjadi apa hasil tulisan kita, adalah hak kita sebagai penulis. Tumbuhkan keberanian diri untuk bebas menulis dan berpendapat.
  5. Jangan takut salah menulis, karena manulis adalah juga sebuah seni merangkai kata. Apa pun yang kita tulis adalah sebuah keindahan. Tumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan menulis, karena menulis memang mudah.
Menjadi penulis tidak lagi sulit, banyak pelatihan dan buku-buku tentang menulis yang bisa diikuti dan dibaca. Bahkan dengan kemajuan teknologi, seperti alat komunikasi dan internet makin mempermudah menulis. Dengan SMS, update status, membuat blog, dan sebagainya. Masihkah kita merasa menulis begitu sulit? Tidak. Saat ini menulis jauh lebih mudah dan mengasyikkan, bahkan banyak yang menjadikan menulis sebagai sarana mendapatkan uang. Tunggu apa lagi? “Be The Best with Practice, Best Practice!” 

Munawar Aziz, “Inspirator Menulis Indonesia”
 
Join Now “BEST PRACTICE Writing Workshop”, Informasi : Danny - 087738632700
Diposting oleh Unknown 0 komentar
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts